JAKARTA, RMNEWS.ID- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan menindak tegas seluruh bentuk pelanggaran di lingkungan bea cukai.
Langkah ini dilakukan untuk menutup kebocoran penerimaan negara serta menghapus distorsi di pasar akibat maraknya barang selundupan.
Purbaya mengungkapkan hal itu usai mengunjungi Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada awal pekan lalu.
Pada kunjungan tersebut, ia menemukan masih banyak barang ilegal yang masuk ke Indonesia, termasuk telepon genggam tanpa nomor IMEI resmi.
“Saya lihat (barang ilegal) bukan hanya iPhone, tetapi juga ponsel Android. Jumlahnya banyak,” ujar Purbaya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/10/2025), dilansir dari Kompas.
Menurutnya, terdapat sekitar 80 unit ponsel Android yang belum terdaftar IMEI atau tidak memiliki identitas resmi perangkat.
Temuan itu menjadi perhatian serius pemerintah karena berpotensi merugikan penerimaan negara.
Purbaya berjanji akan membereskan tindak ilegal di bea cukai. Ia berencana akan lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke berbagai kantor bea cukai, seperti ke bank-bank Himbara.
“Bea cukai kita akan dicek lagi. Nanti saya akan random ke beberapa tempat. Yang penting distorsi ke pasar hilang, jadi barang-barang selundupan tidak ada lagi,” tuturnya.
Selain ponsel, Menkeu Purbaya juga menyoroti maraknya barang selundupan di industri tekstil, terutama busana muslim. Ia menyebut, sebagian besar produk busana muslim di Indonesia justru berasal dari China, sehingga mengancam industri dalam negeri.
“Saya dengar 99% busana muslim di sini dikuasai produk-produk China. Kan lucu, kita bangga dengan fesyen muslim, tetapi yang menguasai pasar malah mereka,” katanya.
Karena itu, Purbaya berujar, pemerintah akan memperketat pengawasan dan menertibkan peredaran barang ilegal, baik handphone maupun produk tekstil. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi saya enggak akan ngasih pasar kita ke negara lain tanpa perlawanan. Nanti ya, nanti kita panggil harusnya ketemu pengusaha-pengusaha juga nanti, enggak lama,” pungkasnya.**
Redaktur: Gusti Rangga
Sumber: Kompas