JAKARTA, RMNEWS.ID- Program penyangga ekonomi masyarakat dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yakni bantuan pangan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dipastikan terus berlanjut.
Terbaru, bantuan beras 10 kilogram (kg) direncanakan akan ditambahkan dengan minyak goreng 2 liter setiap bulannya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan pemerintah bersiap untuk program prorakyat tersebut dan ditargetkan pada Oktober akan mulai dijalankan.
Ia pun menegaskan bahwa paket bantuan yang diberikan berupa beras dan minyak goreng berkualitas baik.
“Seperti diketahui, untuk bantuan pangan beras dua bulan Oktober dan November itu memang sudah disetujui, dalam bentuk beras 10 kilo untuk 18,27 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Kemarin dalam dinamikanya ada usulan dari Ketua Banggar DPR, untuk tambahan 2 liter minyak goreng. Kita siapkan yang baik buat masyarakat kita,” jelas Arief di Jakarta pada Senin (22/9/2025), sebagaimana diberitakan Antara.
Terkait mutu, Arief menyatakan bahwa bantuan yang akan diberikan dipastikan memiliki kualitas yang baik.
“Bantuan pangan itu tidak boleh jelek. Tentunya nanti untuk beras dan minyak goreng juga harus sama-sama baik. Dalam hal ini Badan Pangan Nasional akan menyampaikan dalam Rakortas, kemudian diputuskan bersama-sama, terkait berapa anggarannya, berapa jumlah penerima, dan product specific-nya. Jadi perlu melibatkan banyak kementerian lembaga,” paparnya.
Program bantuan, sambung Arief, akan menggunakan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dikelola oleh BUMN pangan. Sebagaimana diketahui, per 19 September, CPP dalam bentuk beras masih sangat mumpuni dengan total 3,91 juta ton.
Sementara minyak goreng terdapat sebanyak 7.000 kiloliter di Perum Bulog dan 48 kiloliter di ID Food.
Arief menuturkan, mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan program bantuan pangan tetap melibatkan banyak pihak, mulai dari Komisi IV DPR RI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Komisi IV DPR membantu pengawasan di lapangan. Misal saat reses, mereka ke lapangan sambil mengawasi dan kemudian memberikan masukan. Nanti setelah ada penugasan dari Badan Pangan Nasional, itu Bulog kan beras atau bisa juga semisal diputuskan minyak goreng oleh Bulog atau ID FOOD, nanti mereka upload ke sistem untuk verifikasi dari BPKP dan tentunya ada BPK juga,” terang Arief.
Sebagai informasi, harga beras medium dan minyak goreng MinyaKita dalam pantauan Panel Harga Pangan Bapanas masih cukup dinamis. Per Minggu (21/9), rerata harga beras medium secara nasional telah menurun dibandingkan seminggu sebelumnya.
Di zona 1 harga beras mengalami penurunan dari Rp13.447/kg menjadi Rp13.420/kg, di zona 2 harga beras mengalami penurunan dari Rp14.051/kg ke Rp14.029/kg dan di Zona 3 harga beras turun dari Rp16.147/kg ke Rp15.808/kg.
Sementara rerata harga MinyaKita per 21 September masih berada di level Rp17.463/liter atau 11,23% lebih tinggi daripada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang Rp 15.700/liter.
Kendati begitu, apabila dibandingkan pada sebulan sebelumnya, rerata harga MinyaKita mengalami penurunan 0,93% karena saat itu berada di harga Rp17.529/liter.**
Redaktur: Gusti Rangga
Sumber: Antara