JAKARTA, RMNEWS.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendukung inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk mendirikan penjara khusus bagi koruptor di daerah terpencil.
Langkah ini dipandang sebagai upaya serius dalam memerangi korupsi di Indonesia.
Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, mengusulkan agar pemerintah tidak menyediakan makanan bagi para narapidana kasus korupsi yang ditempatkan di penjara tersebut.
Sebagai gantinya, narapidana akan diberikan peralatan pertanian sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup melalui bercocok tanam.
“Pemerintah tidak perlu menyediakan makanan untuk mereka,” ujar Johanis saat ditemui awak media belum lama ini, dikutip Kamis (20/3/2025).
“Cukup sediakan alat pertanian, supaya mereka berkebun, bercocok tanam di ladang atau di sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri yang berasal dari hasil keringat mereka sendiri,” lanjutnya.
Selain mendukung rencana pembangunan penjara khusus, Johanis juga mengusulkan agar hukuman bagi pelaku korupsi diperberat.
Ia menyarankan masa pidana minimal 10 tahun hingga hukuman seumur hidup sebagai bentuk efek jera.
“Harapan saya, dengan begitu, orang akan punya rasa takut untuk melakukan korupsi,” tegasnya.
Gagasan pembangunan penjara bagi koruptor pertama kali disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam acara peresmian mekanisme baru penyaluran tunjangan ASN di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, pada Kamis (13/3/2025).
Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan bahwa ia akan mengalokasikan dana untuk membangun fasilitas tersebut di lokasi terpencil guna mencegah narapidana melarikan diri.
“Saya nanti juga akan sisihkan dana untuk bikin penjara yang sangat kokoh, di tempat terpencil,” ujar Prabowo.
Ia juga menambahkan bahwa lokasi penjara tersebut akan dipilih dengan mempertimbangkan faktor keamanan yang ketat.
“Mereka nggak bisa keluar. Kita akan cari pulau, kalau mereka keluar biar ketemu sama ikan hiu,” tambahnya.
Selain menyoroti rencana pembangunan penjara, Prabowo kembali menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi di Indonesia. Menurutnya, praktik korupsi menjadi penghalang utama bagi kemajuan ekonomi negara.
“Tidak ada negara yang kaya jika korupsi,” tegasnya.
Prabowo juga menyatakan bahwa ia siap menghadapi segala bentuk perlawanan dari para pelaku korupsi, bahkan jika harus berhadapan dengan mafia.
“Saya tidak akan mundur menghadapi koruptor. Mereka harusnya mengerti saya ini siap mati untuk bangsa dan rakyat ini,” tegasnya.
Prabowo menambahkan bahwa dirinya tidak gentar melawan korupsi karena mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk institusi penegak hukum dan masyarakat.
“Saya tidak takut mafia mana pun, saya tidak takut. Apalagi ada Kapolri sama Panglima TNI, apalagi ada guru-guru yang akan membantu saya,” pungkasnya.
Editor: Andika
Sumber: FAJAR