BATAM, RMNEWS.ID – Surga merupakan tempat yang kekal dan penuh kenikmatan bagi penghuninya. Dalam sebuah hadits, dikatakan para penduduk surga menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi.
Keindahan surga disebutkan dalam beberapa dalil, salah satunya surah Az Zumar ayat 73. Allah SWT berfirman;
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَٰلِدِينَ
Artinya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.”
Menurut kitab Shifat Al-Jannah wa ma ‘A’adda Allahu li Ahliha min An-Na’im susunan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Ibnu Abi Ad-Dunya terbitan Pustaka Al-Kautsar, manusia masuk surga karena rahmat Allah SWT. Artinya, amal bukan satu-satunya faktor penentu masuk surga.
Hadits yang menyebut penduduk surga menggunakan bahasa Arab diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA. Berikut bunyinya;
“Cintailah Al Arab karena tiga hal. Karena aku terlahir di Arab, karena Al-Qur’an berbahasa Arab, dan karena bahasa ahli atau penduduk surga adalah bahasa Arab.” (HR Thabrani)
Meski demikian, para ulama muhadditsin berikhtilaf (berselisih) tentang derajat hadits tersebut. Disebutkan dalam kitab Ad Dhu’afa oleh Imam Uqoilu terjemahan Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah mengatakan bahwa hadits di atas masuknya hasan li ghoirihi yang artinya periwayat tersebut dinilai lemah.
Pendapat lain mengatakan hadits Ibnu Abbas RA dhaif ringan. Namun, Imam as-Suyuthi melalui Jami’us Shaghir-nya yang dikutip dari buku Fikih Keseharian tulisan Hafidz Muftisany menyebut bahwa hadits di atas termasuk shahih.
Keshahihan itu dikuatkan dengan penjelasan hadits dalam Kitab Al Bidayah wan Nihayah yang mengutip hadits dari Ibnu Abbas mengenai penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa penduduk surga.
Selain itu, mengacu pada Shifat Al Jannah wa ma ‘A’adda Allahu li Ahliha min An Na’im, ada juga ada hadits lain dengan bunyi serupa terkait penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa penduduk surga.
“Harun bin Sufyan menuturkan kepada kami, Muhammad bin Umar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Abdil Aziz mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Aku bertanya kepada Az-Zuhri tentang bahasa para penduduk surga. Ia menjawab, “Telah sampai kabar kepadaku bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab.”
Lalu, terdapat hadits dari Anas bin Malik RA yang pernah menyebut Nabi SAW mengatakan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab. Berikut haditsnya,
“Ahli surga akan masuk ke surga dengan tingginya Nabi Adam 60 hasta denbgan ukuran hasta malaikat, dengan bagusnya Nabi Yusuf (setampan beliau), dengan umurnya Nabi Isa (Ketika beliau diangkat ke langit) 33 tahun, dan dengan ucapannya Nabi Muhammad (berbahasa Arab, namun ini bisa juga diartikan sebagai tutur bahasa Rasulullah yang halus dan sopan). Ahli surga itu bersih jasadnya, tampan, lagi bercelak mata (otomatis bercelak saat masuk surga).” (HR Ibnu Abi Dunya).
Kendati demikian, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hadits di atas sebagian berpendapat hasan li ghoirihi yang artinya periwayat tersebut dinilai lemah. Oleh karena itu, hanya Allah SWT lah yang tahu bagaimana persisnya keadaan disana.
Wallahu a’lam.
Editor: Andika
Sumber: Detik