NIAS SELATAN, RMNEWS.ID – Jembatan Fayo Gomo yang terletak di Desa Sifaoroasi Gomo, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, ambruk saat dilintasi oleh sebuah mobil pikap pada Sabtu (1/3/2025) malam. Insiden itu mengakibatkan sopir dan tiga penumpangnya mengalami luka berat.
Peristiwa bermula ketika mobil pikap yang dikemudikan oleh Yaa Hulu melintas di jembatan tersebut dengan membawa muatan pupuk dan semen.
Tiba-tiba, tanpa peringatan, jembatan ambruk, menyebabkan mobil bersama muatan dan penumpangnya jatuh ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar empat meter. Jembatan Fayo ambruk diduga akibat kerusakan pada besi penyangganya yang patah.
Warga setempat, ER Nduru, mengungkapkan bahwa jembatan ini sudah bertahun-tahun dibiarkan rusak dan tidak tersentuh perbaikan.
Padahal, Jembatan Fayo adalah akses utama dan satu-satunya penghubung antara Kecamatan Gomo dan Kecamatan Mazo.
“Kondisi jembatan memang sangat memprihatinkan. Lantainya hanya terbuat dari papan dengan penyangga besi tua yang sudah korosif. Tak jarang, pengendara roda dua dan empat terjatuh ke sungai,” ungkap ER Nduru yang juga dikenal dengan nama Ina Ardenta Telaumbanua, dilansir dari Bogor Today.
Dia menambahkan, kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, banyak pengendara yang mengalami kecelakaan di tempat yang sama, namun janji-janji perbaikan dari pihak berwenang tidak kunjung terealisasi.
“Pernah ada janji dari para pemangku kepentingan untuk memperbaiki jembatan ini, tetapi hingga sekarang tidak ada tindak lanjut yang serius. Kondisinya semakin parah dan membahayakan,” sebut+nya.
ER juga menyoroti kurangnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan warga yang melintasi jembatan tersebut.
“Jembatan ini sudah sangat rusak, dengan tiang penyangga yang terbuat dari corong dan papan usang. Sering kali masyarakat mencoba melakukan perbaikan secara swadaya, dengan menyumbangkan pohon kelapa, meskipun hasilnya hanya bertahan selama beberapa bulan saja,” tambahnya.
Pada bulan Januari 2025, ada sedikit perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah, namun menurut ER, prosesnya sangat lambat dan tidak maksimal.
“Perbaikan yang dilakukan pemerintah seperti kunang-kunang malam—terlihat sesaat, tetapi tidak berlangsung lama. Jembatan ini adalah jalan utama bagi masyarakat, jadi kami sangat berharap pemerintah segera menyelesaikan pembangunan jembatan yang layak,” harapnya.
Masyarakat setempat sangat mengkhawatirkan keselamatan warga yang terus menggunakan jembatan tersebut setiap harinya.
Mereka mendesak agar pembangunan jembatan yang lebih aman dan tahan lama segera dilaksanakan untuk mencegah korban jiwa di masa mendatang.
Editor: Andika
Sumber: Bogor Today