PEMALANG, RMNEWS.ID – Viral di media sosial video seorang ABG perempuan di Pemalang ngamuk dan mengancam ibunya dengan pisau karena sepele. Polisi pun turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Video berdurasi 4 menit 28 detik itu memperlihatkan seorang gadis remaja menggunakan kaus hitam dan bawahan biru seragam SMP ini mengamuk. Awalnya ABG tersebut menuntun sepedanya masuk ke rumah.
Namun beberapa saat kemudian ia keluar dengan membawa dua pisau. Ia lalu mendekati wanita setengah baya yang belakangan diketahui ibu kandungnya. Terdengar suara dari belakang teriakan seorang wanita tua yang menyebut nama ibunya agar menjauh.
Anak yang baru duduk di bangku SMP itu memaki dan mengarahkan pisau ke ibunya. Beberapa wanita tua lalu mencoba melumpuhkan remaja itu dan berhasil menjatuhkan satu pisau di tangan kirinya dengan bilah sapu.
Video tersebut ramai beredar di sejumlah media sosial dan viral. Beredar kabar penyebab ABG itu kalap dan mengancam ibunya karena masalah uang untuk membayar pesanan skincare.
ABG tersebut meminta uang kepada ibunya untuk membayar skincare yang dibelinya secara online. Tetapi sang ibu tidak memberinya uang hingga ABG itu pun ngamuk.
Ramainya video tersebut membuat polisi turun tangan untuk mengecek kebenarannya. Setelah dilakukan penelusuran, polisi mendapati fakta bahwa video itu memang terjadi di Pemalang, tepatnya di wilayah Kecamatan Taman. Belakangan diketahui peristiwa itu terjadi pada Kamis (23/1/2025).
Kapolsek Taman, AKP Ciptanto, mengatakan pihaknya mendengar informasi viral di sosial media itu pada Sabtu (1/2/2025). Dia langsung mencari lokasi kejadian. Pihaknya juga menggandeng Dinas Sosial, pihak desa, dan tokoh masyarakat untuk ke lokasi kejadian.
“Viralnya video itu kami ketahui pada Sabtu (1/2/2025). Kami telusuri, kejadian di Desa Kejambon, ada seorang anak perempuan usia 13 tahun awalnya meminta uang Rp 22 ribu untuk membayar atau membeli baju ‘couple’, ibunya mengatakan tidak ada uang,” kata dia saat ditemui di Mapolsek Taman, Senin (3/2/2025), dilansir dari Detik.
Oleh ibunya, anak itu diminta sabar menunggu ayahnya yang sedang mencari rumput untuk makan kambing. Ayahnya bekerja sebagai buruh pencari rumput untuk pakan kambing. Karena tidak diberi uang, anak itu emosi lantas masuk rumah mengambil dua pisau dapur.
“Anak marah karena tidak dikasih uang. Kemudian si anak tersebut, inisial A, ke belakang, ke dapur mengambil dua pisau dapur. Dia marah sehingga ibu dari anak tersebut dan budenya ketakutan. Sehingga terjadi seperti yang ada di dalam video,” jelas Ciptanto.
Anak itu meminta uang Rp 22 ribu pada ibunya untuk membayar pesanan COD berupa sabun skincare. Kepada polisi, ayahnya menjelaskan sejak kelas VI SD, anaknya kerap mengamuk. Dugaan awal orang tuanya, anaknya marah akibat kerasukan.
“Kami dapat keterangan bahwa sejak kelas 6 SD, anak tersebut sering marah-marah. Menurut orang tuanya kerasukan,” katanya.
Oleh pihak kepolisian yang kemarin juga mengajak petugas Dinas Sosial, orang tuanya disarankan untuk memeriksakan anaknya ke psikiater.
“Kami sampaikan, sepertinya perlu diperiksakan ke psikiater untuk pemeriksaan kejiwaannya. Kami juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, untuk melakukan pemeriksaan intensif,” ujarnya.
Pihak keluarga meminta agar video viral itu tidak disebarkan lagi. Mengingat kondisi anak tersebut sudah kembali normal seperti biasa. Dia juga membantu ibunya mencuci usai pulang sekolah.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Dinas Sosial Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Pemalang, Triyatno, mengatakan akan melakukan upaya pendampingan berupa rehabilitasi psikologis terhadap gadis tersebut.
“Ya, Anaknya sudah coba kita komunikasikan untuk mendapatkan rehabilitasi psikolog,” kata dia melalui pesan singkat.
Triyatno berharap agar peran orang tua dalam menjalin komunikasi ke anak terus ditingkatkan.
“Ini jadi pembelajaran, semoga kasus serupa tidak terjadi apalagi anak kepada orang tuanya.” ungkapnya.
Triyatno mengimbau warga segera melapor dan berkonsultasi jika menemui masalah serupa.
“Untuk pelaporan atau pemberian penyesuaian kepada masyarakat terutama bagi mereka yang bermasalah dan tentunya gratis,” pungkasnya.
Editor: Andika
Sumber: Detik