JAKARTA, RMNEWS.ID – Kelompok pejuang Palestina Hamas menyerahkan dua sandera Israel kepada Palang Merah di Jalur Gaza selatan pada hari Sabtu, 1 Februari 2025. Sementara otoritas Palestina mengatakan Israel telah setuju untuk membebaskan puluhan tahanan Palestina dalam putaran keempat pertukaran selama kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas.
Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari bertujuan untuk mengakhiri perang paling mematikan antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini, meski rapuh, gencatan senjata telah berlangsung selama hampir dua pekan, menghentikan sementara pertempuran dan memungkinkan datangnya lebih banyak bantuan mengalir ke wilayah Gaza.
Hamas baru saja membebaskan Yarden Bibas, 35 tahun, dan Ofer Kalderon, 54 tahun, warga Prancis-Israel, dalam penyerahan yang berlangsung tertib kepada Palang Merah. Keduanya telah disandera Hamas usai serangan lintas batas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu pecahnya perang di Gaza.
Sandera lainnya, warga negara Amerika-Israel Keith Siegel, 65 tahun, juga akan dibebaskan hari Sabtu ini dan diserahkan ke Palang Merah di Kota Gaza di utara.
Sebanyak 33 sandera Israel diharapkan akan dibebaskan dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina selama enam minggu awal gencatan senjata. Israel mengatakan telah menerima informasi dari Hamas bahwa delapan dari sandera tersebut tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 atau telah meninggal dalam penahanan.
Juga pada hari Sabtu, warga Palestina yang terluka diharapkan dapat diizinkan meninggalkan Gaza menuju Mesir melalui penyeberangan Rafah. Itu adalah satu-satunya titik keluar bagi warga Palestina selama perang, sebelum Israel menutupnya di bulan Mei.
Sebuah misi sipil Uni Eropa dikerahkan pada hari Jumat untuk mempersiapkan pembukaan kembali penyeberangan tersebut.
Pembukaan kembali ini akan menandai langkah penting lainnya dalam fase pertama gencatan senjata, yang menyatakan pembebasan 33 sandera dan hampir 2.000 tahanan, kembalinya warga Palestina ke Gaza utara, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang hancur akibat perang tersebut.
Editor : Adhya
Sumber : Metronews