JAKARTA, RMNEWS.ID – Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, mengungkapkan bahwa dirinya hampir menjadi korban penipuan online melalui telepon yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meniru suara salah satu pemimpin dunia. Hal ini disampaikannya pada Rabu (15/1/2025), tanpa menyebutkan nama pemimpin yang dimaksud.
“Dalam rekaman suara itu, terdengar seseorang yang mengatakan ingin bertemu dan bekerja sama dengan saya,” kata Paetongtarn, yang merupakan putri bungsu dari miliarder telekomunikasi sekaligus mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, dilansir dari Beritasatu.
Paetongtarn menceritakan awal ia merasa curiga mengenai penipuan berbasis AI ini. Setelah melewatkan panggilan telepon dari nomor yang sama pada malam harinya, ia menerima pesan suara lain keesokan harinya. Pesan tersebut membangkitkan kecurigaannya karena suara itu menyatakan bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum memberikan donasi.
“Ketika mendengar pesan itu, saya langsung berpikir, ini tidak benar,” tuturnya.
Tak lama kemudian, ia menerima pesan teks yang meminta pengiriman uang ke rekening bank di luar negeri, yang langsung mengonfirmasi kecurigaannya.
“Saya yakin sepenuhnya setelah melihat permintaan tersebut,” tambah Paetongtarn, meskipun tidak mengungkapkan kapan insiden ini terjadi.
Paetongtarn (38 tahun), baru-baru ini melaporkan asetnya senilai lebih dari US$ 400 juta kepada Komisi Antikorupsi Thailand. Ayahnya, Thaksin Shinawatra, pernah menjadi salah satu orang terkaya di Thailand dengan kekayaan bersih sebesar US$ 2,1 miliar, menurut Forbes. Ia juga dikenal sebagai mantan pemilik klub sepak bola Manchester City.
Penipuan menggunakan AI, termasuk yang menggunakan teknologi seperti panggilan otomatis atau suara buatan, menjadi masalah yang kerap terjadi di Thailand. Modus ini biasanya melibatkan penipu yang menyamar sebagai polisi, pejabat pemerintah, atau staf bank untuk mengelabui korban.
Editor : Adhya
Sumber : Beritasatu