BATAM, RMNEWS.ID – Nabi Syuaib AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk membawa penduduk Madyan ke jalan yang benar.
Melansir dari Detik, menurut kutipan dari Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Madyan merupakan penduduk bangsa Arab yang tinggal di perbatasan Syam dan Hijaz yaitu wilayah Mu’an. Kaum Madyan biasa disebut bani Madyan bin Ibrahim Al-Khalil.
Allah SWT menganugerahi penduduk Madyan dengan tanah yang subur. Pekerjaan penduduk Madyan sehari-harinya adalah berdagang di pasar.
Sayangnya, mereka berbuat curang dalam berbisnis. Mulai dari mengurangi timbangan, meminta lebih tetapi mengurangi ketika memberi dan sebagainya.
Selain itu, penduduk Madyan enggan menyembah Allah SWT. Penduduk Madyan tunduk kepada berhala dan menganggap benda-benda itu sebagai pemberi kehidupan sekaligus berkah bagi masyarakat Madyan.
Oleh karenanya, Nabi Syuaib AS diutus untuk memperbaiki akhlak dan membawa penduduk Madyan untuk patuh kepada Sang Khalik. Allah SWT berfirman dalam surah Al A’raf ayat 85,
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”
Sebagai seorang Nabi, Syuaib AS dianugerahi mukjizat. Ia memiliki kemampuan berbicara yang luar biasa hebatnya.
Karena memiliki tutur kata yang baik, Nabi Syuaib AS memiliki julukan khatibul anbiya atau juru bicara para nabi. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA ketika Rasulullah SAW menyebut Nabi Syuaib AS, “Dia adalah khatibul anbiya”.
Kemampuannya dalam berbicara digunakan oleh Syuaib AS untuk berdakwah. Dengan gigih ia memberi nasihat agar kaum Madyan tidak terjerumus ke dalam kesesatan.
Dikisahkan dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi susunan Syamsuddin Noor, Nabi Syuaib AS terus berdakwah. Berbagai rintangan dan cobaan ia hadapi demi memperjuangkan ajaran tauhid dan membawa kaumnya ke jalan yang benar.
Setelah berjuang dengan sangat sabar, beberapa kaum Madyan percaya terhadap Syuaib. Namun, banyak juga yang tetap ingin musyrik dan tidak mempercayainya.
Akhirnya, Nabi Syuaib AS berdoa kepada Allah SWT agar kaumnya diberi azab. Sang Khalik mendengar doa dari utusan-Nya dan memintanya Syuaib AS untuk pindah dari wilayah tersebut agar tidak terkena petaka yang akan ditimpakan oleh Allah SWT.
Dengan berat hati dan perasaan sedih, Nabi Syuaib AS meninggalkan wilayah Madyan dengan pengikutnya yang beriman. Atas izin Allah SWT, menurunkan azab kepada kaum Madyan dengan membuat hembusan udara menjadi sangat panas.
Saking panasnya, sekujur tubuh penduduk Madyan dibanjiri keringat. Tanaman-tanaman mereka juga mengering, begitu pula dengan air yang mendidih hingga membuat mereka terus kepanasan dan kehausan.
Syuaib AS berkata kepada kaumnya yang ingkar sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al A’raf ayat 93,
فَتَوَلّٰى عَنۡهُمۡ وَقَالَ يٰقَوۡمِ لَقَدۡ اَبۡلَغۡتُكُمۡ رِسٰلٰتِ رَبِّىۡ وَنَصَحۡتُ لَـكُمۡۚ فَكَيۡفَ اٰسٰی عَلٰى قَوۡمٍ كٰفِرِيۡنَ
Artinya: “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir?”
Tak sampai di situ, azab lain yang Allah SWT timpakan adalah suara halilintar dan gempa bumi yang dahsyat. Penduduk Madyan merasa sangat tersiksa pada azab-azab itu, namun mereka tetap tidak ingin beriman kepada Allah SWT.
Setelahnya, muncul angin hitam seperti mendung di langit. Mulanya, kaum Madyan merasa gembira akan turunnya hujan namun ternyata Allah SWT menurunkan semburan api panas dari awan hitam tersebut hingga mematikan penduduk Madyan.
Padahal, mereka sudah berbondong-bondong keluar rumah dan berkumpul di bawah awan hitam. Mereka mengira penderitaan akan segera berakhir.
Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 94,
وَلَمَّا جَآءَ اَمۡرُنَا نَجَّيۡنَا شُعَيۡبًا وَّالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ بِرَحۡمَةٍ مِّنَّا ۚ وَاَخَذَتِ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوا الصَّيۡحَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دِيَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَۙ ٩٤
Artinya: “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya.”
Wallahu a’lam
Editor: Andika
Sumber: Detik