JAKARTA, RMNEWS.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat setidaknya ada 58 negara mengalami kekurangan pangan. Kondisi ini membuat kelaparan di banyak negara.
Laporan tersebut disampaikan Plt Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Muh Taufiq Ratule, mengutip pernyataan dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Dia menyebut, sektor pangan menjadi perhatian dunia lantaran banyak negara yang mengalami kekurangan pangan dan menyebabkan kelaparan.
“58 negara kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan. Jadi pangan ini sangat penting, pangan adalah tiangnya negara,” ujar Taufiq Ratule, Minggu (27/10/2024), dilansir dari IDX.
Di Indonesia, pemerintah memang memberikan perhatian besar agar produksi bisa meningkat. Instrumen pengungkit tengah digencarkan otoritas, salah satunya soal distribusi pupuk.
“Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah meminta langsung dari Presiden yang tadinya kuota pupuk 4,7 juta ton naik menjadi 9,5 juta ton, ini demi peningkatan pangan,” jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional anjlok 760.000 ton di 2024. Angka itu turun 2,43 persen dibandingkan 2023.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, produksi beras konsumsi di tahun ini diperkirakan hanya menyentuh 30,34 juta ton atau anjlok 2,43 juta ton dibandingkan 2023, yakni 31,10 juta ton.
Merosotnya, produksi beras tahun ini disebabkan oleh turunnya luas panen, serta dampak dari fenomena El Nino selama semester II-2023.
“Mengapa luas panen ini menurun? Karena merupakan dampak dari fenomena El Nino pada semester II-2023 yang kemudian menyebabkan terjadinya mundurnya musim tanam,” kata Amalia saat konferensi pers beberapa waktu lalu.
Dia mencatat, luas panen padi di 2024 sebagai angka sementara diperkirakan mencapai 10,05 juta hektare, turun sebesar 0,17 juta hektare dibanding tahun lalu.
“Namun demikian kita lihat secara rinci, ini mungkin informasi lebih baik untuk kita cermati bersama-sama,” sebutnya.
Penyumbang penurunan luas panen 2024 disebabkan adanya penurunan luas panen periode Januari-April, di mana luas panen turun 0,64 juta hektare, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kalau kita lihat luas panen padi sepanjang Mei-Agustus atau subround 2, dan juga September-Desember atau subround 3, selama subround 2-3 ini diperkirakan mengalami peningkatan luas panen dengan masing-masing peningkatan sebesar 0,10 juta hektare dan 0,38 juta hektare,” ungkap Amalia.
Editor: Andika
Sumber: IDX