MEDAN, RMNEWS.ID – Dua kandidat calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi saling melempar sindiran. Bahkan, aksi ini sudah terjadi ketika momen pencabutan nomor urut yang digelar KPU Sumut beberapa waktu lalu.
Aksi saling sindir-menyindir itu memanas, mulai dari Bobby menyindir jalanan yang rusak di Sumut, Edy menyerang balik Bobby hubungannya dengan PDIP seperti harimau yang menerkam majikannya saat besar, hingga Edy menyebut rivalnya ini hanya asal muda saja dengan membandingkan Bobby dengan Nabi Muhammad SAW.
Edy yang juga Mantan Pangkostrad itu mengungkapkan jika pemimpin yang ideal adalah orang yang muda. Tapi orang yang muda itu harus memiliki rekam jejak yang jelas, memiliki sifat seperti kepemimpinan Rasulullah yakni siddiq, amanah, fatonah, dan tablig.
Edy mencontohkan Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul diusia 40 tahun dan sejak umur 9 tahun sudah menjadi pedagang hingga memiliki budi pekerti yang dipuji masyarakat. Begitu juga dengan Sultan Muhammad Al Fatih di usia 21 sudah memimpin peperangan penaklukan Konstantinopel.
“Tapi rekam jejaknya dari kecil sangat jelas. Sementara calon gubernur yang satu lagi, memang masih muda, tapi asal muda saja,” ujarnya.
Bobby enggan menjawab panjang lebar soal sindiran Edy itu. Dia hanya menjawab terima kasih sembari tersenyum.
“Ya makasih,” jawab Bobby Nasution.
Bobby kemudian menjawab soal Edy yang kerap menyindir Bobby orang yang melukai PDIP. Bobby menuturkan seharusnya Edy bisa ngajarin cara untuk tidak melukai.
“Ya kalau kita kan dibilang melukai, ya harusnya bisa ngajarin kita untuk tidak melukai,” tutupnya.
Saat melakukan kampanye di Kabupaten Karo, Bobby berpesan agar masyarakat memilih calon kepala daerah melihat juga cara kampanyenya. Bobby mengatakan jika cara kampanye menjadi pertimbangan memperlakukan masyarakat jika terpilih nanti dan mengungkit insiden dijewer.
Bobby mengatakan jika dalam berpolitik agar santai saja. Selain melihat personal dan visi misi, masyarakat juga harus melihat cara kampanye calon.
“Kita dalam memilih ini yang kita pilih tentunya selain personal nya, tapi visi misinya apa yang mau dibangun, apa yang mau dibuatnya setelah nanti memimpin. Setelah itu lihat juga cara kampanyenya,” katanya.
Bobby menyebutkan jika calon sendiri berani menjelek-jelekkan partai politik pengusungnya, apalagi masyarakat nantinya. Bobby mengungkapkan masyarakat bisa saja dimarahin bahkan dijewer saat menyampaikan aspirasinya nanti.
“Kalau lah yang, mohon maaf, kalau sudah namanya menjadi salah satu paslon pasti ada pendukungnya, ada partai politik yang mengusungnya, itu aja dia berani menjelek-jelekkan, menghina-menghina, memfitnah-memfitnah apalagi nanti masyarakat biasa, cerita perkara mau punya aspirasi bukannya didengar, malah dibentak, bukannya dicatat dijalankan, malah dimarahin, malah dijewer, ini yang bahaya,” ujarnya.
Adapun yang dimaksud insiden penjeweran yang dilakukan yakni Edy Rahmayadi ketika menjadi Gubernur Sumut pada 2021 lalu yang viral. Saat itu Edy menjewer dan mengusir pelatih billiar PON, Choki Aritonang.
Editor: Andika
Laporan: Supriyadi MY Wartawan RMNEWS.ID Korwil Sumut