JAKARTA, RMNEWS.ID – Puluhan ribu tanaman ganja ditemukan di dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Indonesia. Pihak berwenang telah menyita sekitar 38.000 tanaman tersebut dalam sebuah operasi pada hari Selasa (24/9).
Robert Da Costa, Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Timur, mengatakan kepada media Indonesia bahwa lahan tempat ditemukannya tanaman ganja tersebut memiliki luas sekitar 1,5 hektar. Ganja tersebut ditanam di daerah pegunungan yang terisolasi dan terjal untuk “menghalangi deteksi oleh pihak berwenang”
Empat tersangka telah ditahan karena pihak berwenang berusaha mengidentifikasi tokoh-tokoh kunci di balik operasi ilegal tersebut.
“Mereka telah menanam ganja sejak Januari 2024,” kata Da Costa.
“Dari Januari hingga September, beberapa tanaman telah dipanen dan yang lainnya belum,” tambahnya.
Melansir dari CNA, Rabu (25/9/2024), Indonesia memang memiliki beberapa undang-undang narkoba yang paling keras di dunia, termasuk hukuman mati bagi pengedar.
Ganja, baik untuk konsumsi maupun tujuan medis, tetap tetap dinyatakan ilegal di negara ini meskipun ada seruan yang berkembang di seluruh dunia untuk melegalkannya.
Operasi pelarangan untuk membudidayakan tanaman tersebut dimulai pada awal Januari, kata Da Costa, dengan beberapa daerah ditemukan telah dipanen sementara yang lain tetap tidak tersentuh.
Penyelidikan polisi dimulai pada 19 September setelah pihak berwenang setempat menemukan 453 tanaman ganja yang tumbuh di lereng Gunung Semeru di desa Argosari. Pencarian selanjutnya mengarah pada penemuan ladang ganja yang jauh lebih besar, dengan tanaman yang tercatat memiliki tinggi antara 1,5 dan 2 meter dan diperkirakan berusia antara tiga dan empat bulan, yang mengindikasikan bahwa tanaman tersebut siap untuk dipanen.
Upaya penegakan hukum semakin meningkat seiring dengan perluasan area pencarian, kata para pejabat, dan lebih banyak lagi tanaman ganja yang ditemukan di seluruh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Laporan media lokal mengatakan bahwa para tersangka telah memilih medan pegunungan yang terjal dan sulit untuk menghalangi deteksi oleh pihak berwenang.
“Medan yang mereka pilih sangat menantang, sehingga menyulitkan petugas kami untuk mengakses daerah tersebut,” kata Da Costa seperti dikutip dari Antara.
Pihak berwenang Indonesia belum merilis identitas mereka yang ditangkap, namun terus melanjutkan investigasi mereka, yang bertujuan untuk membongkar jaringan pengedar dan pedagang yang lebih besar yang diyakini terkait dengan operasi budidaya. “Kami sangat yakin bahwa ada pelaku lain yang terlibat dalam operasi ini. Kami akan terus melanjutkan investigasi kami sampai semua orang yang bertanggung jawab ditangkap dan diadili,” kata Da Costa.
Berdasarkan laporan awal CNN Indonesia, tanaman-tanaman tersebut tidak dijual untuk diekspor, melainkan diedarkan secara lokal di sekitar Jawa Timur.
“Kami secara aktif memperluas penyisiran dan investigasi kami karena kami menduga masih ada ladang lain yang belum ditemukan,” tambahnya.
Penduduk setempat tidak hanya memberikan informasi penting yang mengarah pada temuan tersebut, namun mereka juga ikut membantu petugas dalam upaya pencarian yang sedang berlangsung, katanya.
Selama akhir pekan, polisi setempat juga menemukan lokasi yang digunakan untuk memproses hasil panen ganja, yang tersembunyi di kawasan hutan taman nasional yang dikelilingi oleh vegetasi lebat di medan yang curam. Setidaknya 10 kilogram ganja kering disita dari lokasi tersebut, kata para pejabat setempat.
Pihak berwenang Indonesia belum mengkonfirmasi apakah penyitaan terbaru ini merupakan penyitaan narkoba terbesar dalam sejarah. Operasi serupa telah dilakukan di daerah lain di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2022, petugas dari Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar perkebunan ganja di Sumatra Utara seluas 5 hektar dan menyita 50.000 tanaman ganja. Drone digunakan untuk menemukan lokasi perkebunan tersebut.
Pada bulan Agustus tahun ini, petugas BNN memusnahkan 3,5 ton ganja yang dipanen dari dua hektar ladang ilegal di provinsi Aceh.
Ladang ganja seluas sekitar 4 hektar di tiga lokasi di Aceh juga dimusnahkan oleh petugas BNN pada bulan Maret lalu.
Editor: Andika
Sumber: CNA