JAKARTA, RMNEWS.ID – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Fed Fund Rate/FFR) sehari setelah penurunan BI Rate pada minggu ini. The Fed bahkan menurunkan suku bunganya secara agresif sebanyak 50 basis poin (bps).
Menurut laporan dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat signifikan 0,85% di angka Rp15.100/US$ pada hari ini, Jumat (20/9/2024). Bahkan sempat menyentuh Rp 15.090 pada perdagangan pagi ini.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebelumnya berjanji akan mengusahakan rupiah untun terus menguat ke level di bawah Rp 16.000 per dolar AS. Hal ini diungkapkan Perry dalam penyampaian Pokok-pokok Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN ΤΑ 2024, di DPR pada Juli lalu.
“Kami perkirakan rupiah ke depan stabil dan kami usahakan terus menguat ke level Rp 15.700 – Rp 16.100 per dolar AS yang kami terus lakukan lebih lanjut,” ungkap Perry, dikutip dari CNBC, Jumat (20/9/2024).
Menurut Perry, ada 4 faktor yang diyakini bank sentral akan membawa rupiah menguat.
Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini.
Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk SRBI dan SBN.
Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik. Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.
4 faktor itulah yang mendorong rupiah menguat karena FFR akan turun, investasi portofolio, fundamental dan langkah strategi yang pihaknya lakukan.
Editor: Andika
Sumber: CNBC