BATAM, RMNEWS.ID-Suhu politik Kota Batam semakin memanas dengan kehadiran Li Claudia Chandra bahkan mengubah total peta politik di Kota Batam. Marlin Agustina, yang dianggap sebelumnya sebagai kandidat potensial, sebelum pertandingan dimulai akhirnya tersingkir dari percaturan politik.
Ditambah lagi belakangan ini hampir semua partai politik diluar PDIP telah memberikan rekomendasi mendukung kepada pasangan Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra sehingga dipastikan Marlin Agustina yang juga wakil Gubernur Kepri tidak bisa maju mengikluti kontestasi di Pilkada Kota Batam. Tak sampai disitu dinamika politik yang mengguncang perpolitikan di kota Batam masih berlanjut.
Yang lebih menarik lagi, H. Muhammad Rudi, yang menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Kepri justru mengajak ribuan relawan yang hadir di Kawasan Lytech Bengkong untuk mendukung perjuangan Amsakar Achmad – Li Claudia Chandra di Pilwako Batam mendatang. Muhammad Rudi, dalam pidatonya meyakini relawan jika Amsakar – Li Claudia mampu untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Batam ke depannya.“Ini sudah menjadi takdir Allah SWT, sekarang kita usung Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra untuk memimpin Kota Batam,” tegas Muhammad Rudi dalam agenda deklarasi dukungan, Jumat (2/8/2024).
Ketua Kelompok Diskusi Anti 86 (Kodat86) Cak Ta’in Komari. (Foto/Dokumentasi).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kelompok Diskusi Anti 86 (Kodat86) Cak Ta’in Komari menilai deklarasi Haji Muhammad Rudi (HMR) di Bengkong Jum’at 2 Agustus 2024 kemarin sebagai bentuk pembohongan publik. Walikota ex-officio Kepala BP Batam itu diduga dalam tekanan pihak tertentu untuk melakukan itu. Sebab secara garis partai HMR juga berbeda dengan Amsakar-LCC.
“Itu bukan politik tapi pembohongan publik. HMR tidak benar-benar mendukung Amsakar-Claudia, tapi sengaja masuk lingkup untuk melakukan manuver politik tertentu, atau bisa jadi ada tekanan yang mengharuskan HNR melakukan deklarasi tersebut,” kata Cak Ta’in kepada media ini, Sabtu (3/8/2024).
Menurut Cak Ta’in, deklarasi tersebut bukan dukungan secara tulus meskipun saat di acara HMR soalah tanpa beban dengan sikap sangat tenang. Termasuk pernyataan istrinya Hajjah Marlin Agustina (HMA) tidak jadi mencalon Walikota Batam karena tidak ada kendaraan politik. Kecuali HMR juga positif tidak maju dalam Pilgub Kepri 2024, dan kalaupun tetap maju kemungkinan partai pendukung tidak sejalan dengan Amsakar-Claudia, yakni PKB, Nasdem dan PKS, bukan Golkar dan Gerindra sebagai partai pengusung utama.
“Deklarasi itu membuat kita hilang akal sehat. Logikanya meskipun HMA tidak jadi mencalonkan diri dalam Pilwako Batam, tapi tidak mungkin juga orang Yang sedari awal dianggap tidak sejalan, tiba-tiba berubah arah. Sepertinya ada misteri tersembunyi di balik itu yang perlu dibongkar. Rudi itu sangat jeli dan cerdik dalam berpolitik.” jelasnya.
Lebih lanjut Cak Ta’in menjelaskan, ada logika yang tidak nyambung antara Deklarasi tersebut dengan calon yang didukung. HMR bukan calon kepala daerah yang diusung oleh partai yang pararel dengan Amsakar-Claudia, terutama Partai Golkar dan Gerindra, PAN, dan Demokrat. Kecuali HMR juga sudah pasti tidak mencalon gubernur pilkada 2024 ini. “Mestinya yang deklarasi itu Ansar, karena pararel rekom Gerindra untuk Pilgub pada Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris Prattamura,” ujarnya.
Deklarasi HMR mendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota Batam Amsakar-Claudia di Bengkong itu menyentak publik. Bahkan orang-orang dekat HMR juga tidak habis pikir dan tidak yakin mendengar dan melihat arah politik yang terjadi.
Anehnya, dalam deklarasi tersebut tidak nampak sosok yang didukung baik Amsakar Ahmad ataupun Li Claudia Chandra di tempat acara. “Agak tidak lazim juga deklarasi dukungan tapi yang didukung juga tidak ada yang hadir,” urai Cak Ta’in.
Pernyataan HMR secara berulang-ulang dengan kalimat, inilah politik, merupakan kata hiperbola yang harus dimaknai secara dalam. Ketidakhadiran sosok yang didukung menjadi pertanyaan tersendiri. Apakah deklarasi tersebut dilakukan secara sukarela atau adanya tekanan yang mengharuskan.
“Deklarasi itu manuver atau serius, Amsakar-Claudia jangan senang dulu. Apakah sebelumnya sudah ada ketemuan mereka pembahasan soal itu? Masih ada hidden question atas peristiwa politik yang tidak lazim itu. Menurut saya Amsakar-Claudia harus menganalisa dengan cermat, atau manuver politik dengan agenda yang belum bisa ditangkap akal kita. Itu pembohongan publik, bukan politik.” tambah Cak Ta’in. ***
Redaksi : Mawardi.