JAMBI, RMNEWS.ID- Tim penelitian dari Universitas Jambi dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah V Jambi saat ini sedang melakukan tahapan ekskavasi atau penggalian sample di Situs Candi Solok Sipin di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Kegiatan tersebut dimulai dari 1 Agustus hingga 7 Agustus yang melibatkan tiga orang dosen pendamping Universitas Jambi dan 10 orang mahasiswa program studi arkeologi Universitas Jambi serta sejumlah tenaga lokal di sekitar situs Candi Solok Sipin.
Tim peneliti Arkeologi dari Universitas Jambi, Nugrahadi Mahanani menjelaskan, penggalian Candi Solok Sipin di Kota Jambi ini memasuki tahap kedua.
Adapun, tujuan dari kegiatan penggalian ini untuk melihat struktur batu bata Candi Solok Sipin yang belum berubah dari posisinya.
“Kemudian juga mencari tahu kira-kira dari volume batanya layak diteruskan ke arah pemugaran atau tidak,” ungkapnya, dikutip dari Kompas, Jum’at (2/8/2024).
Nugrahadi mengatakan, penggalian ini menggunakan teknik layer dengan melihat lapisan tanah di dalam kotak ekskavasi.
Secara umum, kata Nugrahadi, batu bata di Candi Solok Sipin dan Muaro Jambi memiliki kesamaan, akan tetapi ada perbedaan pada dimensi batu bata yang lebih tebal sekitar 3-4 cm dibandingkan batu bata di Candi Muaro Jambi.
“Batu bata di Muaro Jambi yang lebih tebal ditemukan di bagian pondasi. Kalau di Candi Solok Sipin batu bata yang tebal ditemukan di bagian permukaan,” katanya.
Editor: Gusti Rangga
Sumber: Kompas