NATUNA, RMNEWS.ID- Industri hulu migas Indonesia mencetak sejarah baru. Sebuah kapal tanker bakal dikonversi menjadi Floating Storage Production and Offloading (FPSO) atau unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung.
Proyek itu terlaksana di kawasan galangan kapal Pan Ocean PT Dok warisan Pertama di Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, mengatakan, proyek konversi kapal tanker menjadi FPSO tersebut adalah yang pertama di Indonesia.
“Proyek konversi kapal tanker ke FPSO ini merupakan proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia, dilakukan oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase Commissioning atau fase pengetesan secara parsial,” tulis SKK Migas dalam keterangan resmi, dikutip dari laman Detik, Jumat (5/7/2024).
SKK Migas menjelaskan, bahwa proyek itu dilakukan untuk menampung minyak gas bumi proyek forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau. FPSO memiliki kapasitas produksi 250 Ribu BOPD (barel oil per day) dan diberi nama FPSO Marlin Natuna.
SKK migas menerangkan, bahwa inspeksi langsung juga dilakukan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bersama jajaran manajemen.
Dwi meninjau seluruh fasilitas FPSO termasuk fasilitas penginapan bagi para pekerja yang nanti akan bekerja.
Dwi mengungkapkan, pembangunan atau koversi Kapal Tangker ke FPSO merupakan bagian dari upaya SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco Energi dalam meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional. Proyek konversi tanker menjadi FPSO pun sudah rampung 80%.
Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan, mengatakan, bahwa FPSO Marlin Natuna bakal digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 Ribu BOPD. Pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan fasilitas produksi tersebut.
“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman,” ucap Ronald.
Ronald juga menambahkan, bahwa Medco E&P Natuna sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai atau offshore untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk. West Belut diharapkan rampung di kuartal IV-2024, sementara lapangan gas Terubuk dijadwalkan selesai di kuartal III-2025.
Editor: Gusti Rangga
Sumber: Detik