MEDAN, RMNEWS.ID-Seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut), Irwandi Putra Sembiring, terpaksa diamankan dan dikeluarkan petugas keamanan dari gedung DPRD Provinsi Sumut, Kamis (15/04/2021) siang. Mahasiswa tersebut diamankan dan dipaksa keluar ruangan Rapat Paripurna karena meneriaki Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, yang sedang berpidato dalam rapat paripurna di gedung DPRD Sumut. Dari pantauan wartawan, semua yang hadir merasa terkejut karena Irwandi tiba-tiba berteriak-teriak meminta agar harga BBM diturunkan.
Irwandi, yang menggunakan baju batik, mulai berteriak saat Gubsu Edy memaparkan prestasi gubernur-gubernur Sumut sebelumnya. Irwandi berteriak dari lantai dua gedung DPRD Sumut terlihat membawa spanduk yang meminta agar harga BBM diturunkan. Spanduk berwarna putih itu ditulis dengan cat berwarna merah.”Hidup mahasiswa..!! Turunkan BBM. Bapak Edy Rahmayadi tidak lagi bermartabat. Di kondisi COVID ini dan juga Ramadhan, kenapa BBM naik,” teriaknya.
Karena teriakan dan sikapnya dianggap mengganggu jalannya rapat paripurna, Irwandi kemudian diamankan petugas DPRD Sumut, kepolisian dan Satpol PP, kemudian dibawa keluar ruang rapat paripurna DPRD Sumut.
Rapat paripurna ini digelar dalam rangka hari ulang tahun Provinsi Sumut ke-73. Dalam rapat paripurna ini, Edy awalnya menceritakan sejarah berdirinya Provinsi Sumut. Dia kemudian menyebutkan nama-nama Gubernur Sumut mulai dari yang pertama hingga saat ini.
Edy kemudian memaparkan keberhasilan Gubernur Sumut sebelum dirinya. Salah satunya adalah di bidang olahraga dengan dibuatnya pertandingan sepakbola Piala Marah Halim.”Marah Halim, yang dijadikan nama turnamen, juga menjabat Gubernur Sumatera Utara pada 1967-1978,” ucap Edy.
Edy juga memaparkan penanganan pandemi virus Corona atau COVID-19 yang dilakukan oleh Pemprov Sumut. Selain itu, Edy memaparkan keberhasilannya selama menjabat Gubernur Sumut. Salah satu yang disampaikan Edy adalah keberhasilan merebut predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak enam kali berturut-turut.”Predikat wajar tanpa pengecualian (WTP), enam kali berturut-turut,” ucapnya.
Laporan : Rudi hartono Rmnews,id Kota Medan
Discussion about this post