JAKARTA, RMNEWS.ID-Tahun 2020 merupakan tahun yang tidak mudah bagi seluruh umat manusia imbas pandemi wabah Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah terus berusaha membuat dan mengimplementasikan langkah strategis nyata untuk melawan virus corona dan menyelamatkan perekonomian bangsa yang terhantam dengan sangat keras.
Di penghujung tahun 2020, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia meluncurkan sebuah program kemitraan antara investor besar baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Seperti yang Pak Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia) sering sampaikan bahwa investasi itu bukan hanya investor besar, yang kecil juga harus diperhatikan. Kita semua tau UMKM adalah pahlawan, ketika terjadi resesi ekonomi dunia mereka yang akan bertahan menjadi poros penggerak ekonomi bangsa,” ujar Pradana Indra Putra selaku Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional BKPM pada keterangannya di Jakarta (6/1/2021).
Dalam Kegiatan Rapat Final Mendorong Investasi besar Bermitra dengan UMKM yang diselenggarakan BKPM dan PT. Surveyor Indonesia tersebut, Pradana menambahkan bahwa tujuan program kemitraan ini adalah agar datangnya investasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap percepatan pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi.
“Mendorong investasi berkualitas dan inklusif (trickle down effect), pemerantaan ekonomi dan sumber daya secara nasional, pemberdayaan pengusaha lokal, serta percepatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Ini adalah beberapa kami sampaikan yang menjadi tujuan utama pelaksanaan program kemitraan investor besar dengan UMKM ini,” jelasnya.
Pertumbuhan UMKM di Indonesia sendiri terus mengalami kenaikan, namun jumlam usaha mikro dan kecil yang naik menjadi usaha menengah dan besar mengalami stagnansi. Sementara itu UMKM berkontribusi besar dalam perekonomian nasional. Kenyataannya bahwa sebanyak 120 juta dari 133 juta angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor UMKM, baik informal maupun informal.
“99% dari total unit usaha di Indonesia, kurang lebih sekitar 64,2 juta unit usaha adalah UMKM. 61,07% dari PDB Indonesia disumbang oleh UMKM dengan mayoritas 37,77% berada di usaha mikro. Maka negara harus hadir unruk UMKM untuk membantu akses permodalan, membantu akses pasar dan marketing, sampai kepada memberikan pelatihan tenaga kerja,” tambahnya.
Pada acara yang diadakan pada tanggal 29-31 Desember 2020 di Hotel The Westin Jakarta ini hadir sebanyak 19 perwakilan perusahaan PMA dan PMDN serta 24 UMKM. Sharing session pun turut menjadi agenda dalam kegiatan ini. Diawali dengan beberapa UMKM dari wilayah Jawa Barat dan Sulawesi yang memberikan kesan-kesan dan berbagi cerita, lalu dilanjutkan oleh pihak investor.
“Saya Nina Amelia Novianti selaku perwakilan PT. Nestle Indonesia menyampaikan apresiasi kami kepada BKPM bersama PT. Surveyor Indonesia yang berhasil menghimpun dan menjembatani antara perusahaan besar dengan UMKM untuk menjalin kemitraan strategis. Kami sendiri selalu mendukung program kemitraan dengan para petani, khususnya melalui koperasi,” tutup Nina.
Sebagai informasi, program kemitraan antara investor besar dan UMKM yang diprakarsai oleh BKPM ini melibatkan sebanyak 55 perusahaan PMA dan PMDN serta 188 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total nilai kontrak mencapai lebih dari 1 triliun rupiah.
Penyelenggaraan kegiatan Rapat Final Mendorong Investasi besar Bermitra dengan UMKM yang diselenggarakan BKPM dan PT. Surveyor Indonesia tersebut juga bermaksud untuk memberikan sosialisasi kepada UMKM mengenai Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), menjalin hubungan yang lebih erat antara UMKM dengan perusahaan PMA dan PMDN, dan agar UMKM semakin memiliki pemahaman yang utuh dalam menjalani kemitraan dengan perusahaan besar.
(r/ril bpkm)
Discussion about this post